TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (persero) dan empat lembaga eksternal telah melakukan investigasi penyebab kebakaran Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, pada 28 Maret 2021. Ada dua kesimpulan yang diperoleh, yaitu penyebab kebocoran dan kebakaran.
Pertama, kebocoran disebabkan oleh sambaran petir travelling pada pukul 23.09 WIB yang memicu degradasi pada dinding Tangki G. Dinding Tangki G lalu menipis sampai akhirnya robet dan bocor.
"Akibat tekanan mekanik dari dalam Tangki yang telah terisi BBM pada level mendekati penuh," kata Direktur Utama Kilang Pertamina International, Djoko Priyono, dalam rapat bersama Komisi Energi DPR pada Rabu, 29 September 2021.
Setelah bocor, terjadilah kebakaran akibat sambaran petir atau induksi pada Tangki G. Sambaran ini memicu segitiga api (udara oksigen, vapor hydrocarbon, serta sambaran petir). Sehingga, terjadilah kebakaran di lokasi ini.
Kesimpulan ini disampaikan Pertamina ke DPR berdasarkan investigasi internal dan 4 pihak eksternal. Mayoritas hasil investasi dari para pihak ini menyebut telah terjadi kebocoran di dinding tangki G yang terbakar.
"Dengan penyebab yang berbeda-beda," kata Djoko. Adapun rincian hasil investigasi 4 pihak tersebut yaitu sebagai berikut: