TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus memantau pembahasan soal kebijakan kenaikan batas utang yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Pembahasan dilakukan setelah utang negara tersebut mencapai batas maksimal dan terancam gagal bayar.
"Kami tidak lengah dengan perubahan global yang begitu sangat dinamis," kata Sri Mulyani dalam acara CIMB Niaga Forum virtual pada Rabu, 29 September 2021.
Saat ini, utang Amerika sudah mencapai ambang batas yang ditetapkan yaitu US$ 28,4 triliun. Pemerintah Amerika yang dikuasai Partai Demokrat pun sudah mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menangguhkan plafon utang hingga Desember 2022.
Tapi, deadlock terjadi karena partai Republik yang menguasai Senat menolak beleid tersebut. Dikutip dari Reuters di Selasa, 28 September 2021, Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen telah mengatakan bila sampai 18 Oktober tak ada persetujuan, maka masalah ini berpotensi memicu krisis keuangan.
Menurut Sri Mulyani, pembahasan ini adalah salah satu faktor yang akan terus diwaspadai pemerintah Indonesia. Selain itu, Ia juga waspada dengan kemungkinan tapering dari kebijakan moneter di Amerika Serikat.