Lebih jauh, Tiko menjelaskan, nantinya setelah seluruh proyek tol rampung digarap pada tahun 2025, tol ini akan dilepas akan diambil BUMN lain atau swasta atau SWF/INA. "Waskita diharapkan 2025 nanti kembali ke core awalnya, supaya tidak masuk ke investasi jangka panjang yang memang bukan core competence-nya Waskita,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan perseroan berkomitmen untuk menyelesaikan segala kewajibannya pada 2025 sembari melakukan transformasi bisnis. Perusahaan juga akan melakukan transformasi bisnis.
"Mengubah fokus bisnis yang tadinya investasi di jalan tol kami akan berubah menjadi investasi jalan tol dengan kapasitas minoritas,” ujar Destiawan.
Selain itu, Waskita Karya akan berfokus pada proyek konvensional baik dari pemerintah maupun BUMN. Dalam proyek-proyek tersebut, perusahaan itu akan lebih memilih yang proses konstruksi dengan sistem pembayaran bulanan disertai uang muka.
Dengan sistem seperti itu, Destiawan berharap, aliran kas perseroan disebut akan lebih terjaga. Fokus pada tender juga akan membuat keperluan modal kerja Waskita Karya yang bersumber dari perbankan bisa dikurangi.
BISNIS
Baca: Waskita Karya Terbelit Utang Rp 90 Triliun, Wamen BUMN: Naik 4 Kali Lipat