TEMPO.CO, Jakarta - Tim analis Samuel Sekuritas Indonesia menyebut keputusan pemerintah untuk memulai uji coba pembukaan mal untuk anak di bawah 12 tahun di lima kota besar di Indonesia belum begitu berpengaruh pada gerakan emiten pengelola mal di sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa, 21 September 2021.
"Saham-saham di kedua sektor tersebut menunjukkan pergerakan yang cenderung bervariasi," dinukil dari analisis Samuel Sekuritas Indonesia, Selasa.
Beberapa saham emiten tersebut menguat. Misalnya Pakuwon Jati Tbk alias PWON yang naik 0,4 persen dan Ciputra Development Tbk alias CTRA yang naik 0,5 persen.
Sedangkan beberapa emiten lainnya melemah. Misalnya Lippo Karawaci Tbk alias LPKR yang turun 1,99 persen dan Agung Podomoro Land Tbk alias APLN yang turun 2,33 persen.
Sebelumnya, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan pemerintah akan melakukan uji coba pembukaan mal dan pusat perbelanjaan untuk anak-anak usia di bawah 12 tahun seiring dengan perpanjangan PPKM hingga 4 Oktober.
Pada pekan sebelumnya, anak dengan usia kurang dari 12 tahun dilarang memasuki pusat perbelanjaan.
“Akan dilakukan uji coba pembukaan mal untuk anak-anak di kurang dari usia 12 tahun dengan pengawasan dan pendampingan orang tua,” kata Luhut.
Dia menjelaskan, uji coba pembukaan mal untuk anak usia di bawah 12 tahun ini akan dilakukan di lima kota. Kelima kota itu meliputi Semarang, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung.
Secara umum, IHSG ditutup di level 6.031 pada sesi pertama hari ini. Angka tersebut 0,74 persen lebih rendah dari angka penutupan kemarin yang di level 6.076. Indeks pun terpantau sempat jatuh hingga ke angka 5.996 pada paruh pertama perdagangan hari ini.
"IHSG kembali terpengaruh gerakan negatif bursa global dan jatuh di sesi pertama perdagangan hari ini," kata Samuel Sekuritas Indonesia.
Tercatat, Bursa AS rontok pada perdagangan semalam. Rinciannya, Dow melemah 1,78 persen atau terburuk sejak bulan Juli. Selain itu, Nasdaq melemah 2,2 persen, dan S&P 500 melemah 1,7 persen, atau terburuk sejak Mei.
Samuel Sekuritas menyebut ada beberapa faktor yang mendorong aksi jual besar-besaran oleh investor, antara laun kekhawatiran terkait efek domino dari kasus utang Evergrande di Cina, sikap hati-hati investor menjelang pertemuan the Fed pada 21-22 September mendatang, angka kasus Covid-19, serta kemungkinan shutdown pemerintah AS akibat habisnya anggaran.
CAESAR AKBAR
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Luhut: Mal Akan Dibuka untuk Anak-anak di Bawah 12 Tahun