"Ada yang lari juga ke [saluran] alternatif seperti platform digital atau VoD karena itu tadi takut rugi. Seharusnya ya industri perfilman nasional ini ya bangkit bersama-sama, sineas juga bioskop juga, tidak seperti ini," ujarnya.
Adapun, terkait dengan kendala operasional yang dihadapi setelah pembukaan kembali bioskop, menurut Djonny, sejauh ini semuanya masih berjalan dengan baik. Namun, dia berharap agar ke depannya pemerintah bisa mempertimbangkan kembali penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai satu-satunya syarat masuk pengunjung bioskop.
"Kalau yang di kota-kota besar mungkin tidak masalah karena ponsel pintar ini sudah umum. Tetapi kalau di daerah bagaimana? Mau nonton bioskop harus punya ponsel pintar dulu baru boleh masuk. Syaratnya dievaluasi kembali agar tidak memberatkan," ungkapnya.
Walaupun demikian, pengelola bioskop mengapresiasi pemerintah yang mengupayakan agar industri perfilman, termasuk di antaranya adalah industri bioskop bangkit kembali.
Djonny tak ingin berharap banyak, bioskop boleh dibuka kembali dengan sejumlah persyaratan saja menurutnya sudah cukup membantu.
"Seperti saat ini sudah cukup, kami diajak duduk bersama sebelum keputusan dikeluarkan. Tidak seperti sebelumnya saat PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar] yang sepihak. Kalau memang ada insentif dipikirkan lagi saja apakah hanya untuk sineas atau bioskop juga," tutupnya.
Baca juga: Persiapan Bioskop Cinemax XXI yang Mulai Buka Hari Ini