TEMPO.CO, Jakarta - Samuel Sekuritas menyatakan pelaku pasar kemungkinan masih akan bersikap hati-hati dan menunggu sejumlah data ekonomi yang akan rilis pekan ini.
"Seperti data neraca dagang Amerika Serikat, initial jobless claims, dan penjualan ritel, yang akan memberikan gambaran lebih jelas terkait progres pemulihan ekonomi AS," kata Analis Samuel Sekuritas M Alfatih dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 September 2021.
Dia melihat setelah sempat menguat di awal perdagangan, didorong salah satunya oleh data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, indeks bursa AS justru ditutup melemah semalam; Indeks Dow melemah -0,84 persen, diikuti S&P 500 (-0,57 persen) dan Nasdaq (-0,45 persen).
Bursa Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi, di mana pada akhir sesi pertama perdagangan bursa RI hari ini, Kospi (+0,4 persen) dan Shanghai (+0,3 persen) menguat; sementara beberapa indeks bursa lainnya melemah, seperti Nikkei (-0,5 persen), Hang Seng (-0,9 persen) dan STI (-0,6 persen).
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melemah tipis di sesi pertama perdagangan hari ini, menutup sesi di level 6.117 atau 0,19 persen lebih rendah dari angka penutupan kemarin yang sebesar 6.129.
Di bursa Indonesia, sebanyak 256 saham menguat, 248 melemah, dan 162 stagnan pada sesi pertama perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,2 triliun.
Di akhir sesi pertama hari ini, tercatat angka beli bersih investor asing sebesar Rp 100,8 miliar di pasar reguler, sementara di pasar negosiasi tercatat beli bersih asing sebesar Rp 11,3 miliar.
Saham Bank Mandiri (BMRI) menjadi saham yang paling diburu investor asing di pasar reguler pada sesi pertama hari ini, dengan nilai net buy asing mencapai Rp 90,3 miliar. Sementara itu, posisi kedua diisi oleh TLKM (Rp 50,8 miliar) dan ketiga diisi oleh BUKA (Rp 43,6 miliar).
Tiga teratas saham yang paling banyak dijual investor asing di sesi pertama hari ini diisi oleh saham-saham perbankan; tempat pertama diisi Bank BRI (BBRI) dengan nilai net sell asing mencapai Rp 64,7 miliar, disusul BBCA (Rp 27,1 miliar) dan BBNI (Rp 24,9 miliar).
Satu dari sedikit sektor yang bersinar di tengah melemahnya IHSG di sesi pertama hari ini adalah sektor batubara, yang masih menguat seiring dengan tingginya harga batubara di pasar global. Beberapa saham dari sektor batubara yang menguat antara lain BOSS (+4,8 persen), ITMG (+3,8 persen), HRUM (+3,8 persen) dan INDY (+2,1 persen).
Salah satu faktor yang menekan IHSG di sesi pertama hari ini adalah berjatuhannya sejumlah saham-saham big cap, diantaranya BBRI (-1,8 persen), BBCA (-0,6 persen), ARTO (-1,3 persen), dan ASII (-1,3 persen).
Reli saham emiten bank mini milik Chairul Tanjung, Allo Bank Indonesia (BBHI) akhirnya berakhir di sesi perdagangan hari ini. Saham bank yang sebelumnya menguat berkat dorongan sentimen rights issue serta ijin bank digital ini langsung anjlok sejak awal sesi pertama hari ini, dan bahkan sempat menyentuh titik ARBnya sebelum menutup sesi di titik Rp3.590 per saham (-3,49 persen).
HENDARTYO HANGGI
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
BACA: IHSG Ditutup Menguat, Samuel Sekuritas: Saham Sektor Ritel Berjaya