TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi perdagangan yang menantang akibat pandemi Covid-19 dan lemahnya kinerja perekonomian memukul PT Hero Supermarket Tbk. Akibatnya, kinerja keuangan perusahaan berkode saham HERO ini pada tahun lalu terpukul dan kondisinya diperkirakan bakal menurun signifikan dalam setahun terakhir.
"Dengan membukukan posisi kas bersih sebesar Rp 168 miliar pada tanggal 31 Desember 2020 dan selanjutnya melaporkan posisi utang bersih sebesar Rp 463 miliar pada 31 Desember 2020," seperti dikutip keterangan direksi Hero Supermarket dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, 1 September 2021.
Pada bulan Mei 2021 lalu, Hero Supermarket telah mengumumkan bakal mengubah pendekatan perdagangannya dengan meningkatkan investasinya di merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket dan beralih dari merek Giant.
Setelah itu, Perseroan melakukan penjajakan untuk melepas (divestasi) sejumlah properti yang dimiliki untuk membuat kondisi neraca keuangan perusahaan bisa menjadi lebih baik.
Salah satu portofolio aset properti perusahaan adalah toko perdagangan IKEA Sentul City. Saat ini toko IKEA disewakan perseroan kepada anak perusahaannya, yaitu RUMAH melalui perjanjian sewa-menyewa.
Setelah bernegosiasi, perseroan berencana untuk menjual IKEA Sentul City kepada APD yang kemudian akan disewakan kembali kepada RUMAH. Transaksi ini diharapkan bakal membuat Hero Supermarket bisa memonetisasi aset yang tidak likuid dengan nilai pasar wajar dan memberikan fleksibilitas neraca tambahan kepada Perseroan.