Takdir pasar saham pun tak jauh lebih baik dari rupiah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sebelumnya berada di level 5.200 jatuh ke level 4.200 di akhir 2013 dan bahkan sempat menyentuh titik terendahnya di bawah 4.000 pada Agustus 2013. Kementerian Keuangan mencatat, arus modal yang keluar dari Indonesia saat periode taper tantrum mencapai Rp 36 triliun.
Achmad mengatakan prediksi kebijakan normalisasi tapering off The Fed tahun 2021 akan terjadi di kisaran September, Oktober, November atau Desember 2021, jauh dari prediksi Bank Indonesia sebelumnya di paruh pertama 2022.
Bulan apapun nanti yang dipilih FOMC Fed, kata Achmad, faktanya para petinggi Fed pada pertemuan simposium di Jackson Hole mengutarakan bahwa di tahun 2021 akan terjadi satu kali tapering off.
“Meski demikian, kondisi Indonesia tahun 2021 berbeda dari tahun 2013. Kondisi ekonomi Indonesia dalam indikator moneter, dan indikator risiko masih lebih baik tahun 2021 daripada 2013,” ujar Achmad.
Dalam indikator moneter, cadangan devisa Indonesia jauh lebih kuat Saat ini ketimbang Juli 2013 lalu. Pada Juli 2021, cadangan devisa Indonesia berada pada level US$ 137,30 miliar, adapun pada Juli 2013 berada di level US$ 99,38 miliar.
Begitu juga suku bunga acuan BI lebih rendah di level 3,5 persen di 2021 dibandingkan 7.5 persen di 2013. Indikator risiko juga lebih baik 2021 daripada 2013, misalnya porsi asing di SBN jauh berkurang di level 22,82 persen Juni 2021 dibandingkan 32,54 persen di Juni 2013.
Porsi asing di IHSG juga jauh turun di level 43,14 persen dibandingkan 60,52 persen pada 2013. Begitu pula dengan porsi utang swasta terhadap total utang Indonesia juga berkurang di level 49,92 persen pada Juni 2021 dibandingkan 53,57 persen di Juni 2013.