Pembangunan konstruksi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi 1 Balikpapan (Km 13)-Samboja dan Seksi 5 Sepinggan-Balikpapan (Km 13) merupakan porsi dukungan konstruksi Pemerintah.
Dengan siap beroperasinya dua seksi tersebut maka akan dilaksanakan serah terima aset dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang selanjutnya diikuti oleh proses pelimpahan lingkup pengoperasian jalan tol oleh PT JBS.
Jinto menjelaskan jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang beroperasi penuh akan memangkas waktu tempuh cukup signifikan antara Balikpapan dan Samarinda. Bila sebelumnya waktu tempuh antara kedua kota tersebut melalui jalan nasional berkisar 3 jam, maka waktu tempuh melalui Jalan Tol Balikpapan-Samarinda hanya sekitar 1 jam saja sehingga dapat menciptakan efisiensi mobilitas orang maupun barang,” kata Jinto.
Secara keseluruhan, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda memiliki total panjang 97,99 Km, terbagi menjadi lima seksi, yaitu Seksi 5 ruas Balikpapan (Km 13)-Sepinggan (11,09 Km), Seksi 1 ruas Balikpapan (Km 13)-Samboja (22,03 Km), Seksi 2 ruas Samboja-Muara Jawa (30,98 Km), Seksi III Muara Jawa-Palaran 17,30 Km) dan Seksi IV Palaran-Samarinda (16,59 Km).
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda memiliki total 4 gerbang tol yakni GT Manggar, GT Karang Joang, GT Samboja dan GT Palaran. Selain itu, jalan tol ini juga dilengkapi dengan dua Rest Area tipe A (ke depannya akan dilengkapi dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang telah selesai dibangun di Km 37 arah Balikpapan dan Km 36 arah Samarinda dan dikelola anak usaha Jasa Marga, PT Jasamarga Related Business.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebelumnya mengatakan pemerintah belum mengalokasikan anggaran untuk program ibu kota baru pada tahun 2022.
"Kalau untuk IKN (ibu kota negara) saya kira di dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) untuk alokasi anggaran indikatif atau pagu indikatif, belum masuk anggaran untuk IKN," ujar Basuki dalam konferensi pers, Senin, 16 Agustus 2021.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR
Baca: Kilas Balik Pemindahan Ibu Kota hingga Kini: dari Target hingga Kontroversi