TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sunarno merespons ungkapan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyamakan aksi pengusaha nakal dengan pencak silat. Sunarno mengatakan Bahlil keliru dalam memilih istilah.
“Dia salah pilih kata,” ujar Sunarno saat dihubungi pada Jumat, 13 Agustus 2021.
Sunarno mengatakan seluruh keluarga besar IPSI merasa keberatan dengan pernyataan Bahlil. Tidak seharusnya, kata dia, pencak silat dikonotasikan sebagai tindakan nakal.
Saat ini sejumlah komplain pun telah muncul dari banyak pesilat. Dia membuka kemungkinan IPSI akan menyampaikan surat resmi kepada Bahlil sebagai bentuk keberatan tersebut.
“Pasti ada (surat),” katanya.
Protes juga muncul dari praktisi pencak silat, Rio Octaviano. Rio mengatakan para pelaku pencak silat merasa terpukul dengan ungkapan Bahlil. Apalagi pencak silat telah dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia.
“Perlu diketahui bahwa Pencak Silat telah disahkan menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO, ini membutuhkan perjuangan yang sangat besar. Jangan lupakan sejarah bahwa pencak silat turut menghantarkan kemerdekaan kita dalam melawan penjajah,” kata Rio dalam pesan tertulis yang dikirim kepada wartawan.