1. Alasan melantai di BEI
Direktur Utama Bukalapak Rachmat Kaimuddin membuka alasan perseroan memilih melantai di Bursa Efek Indonesia, ketimbang bursa lain.
Menurut dia, alasan itu sederhana. Sebagai perusahaan Indonesia yang memiliki banyak pemangku kepentingan di Tanah Air, maka Rachmat menilai Indonesia adalah tempat paling tepat untuk IPO.
"Waktu itu kami memang berpikir walaupun mungkin pasar pasar modal di Indonesia ini masih jarang melihat perusahaan teknologi, apalagi dengan skala sebesar Bukalapak, kami pikir lokasi yang paling tepat itu adalah melakukan listing di Indonesia," ujar Rachmat dalam konferensi pers, Jumat.
Rachmat pun bersyukur pada akhirnya Indonesia bisa melantai di BEI. "Jadi ini juga sesuatu yang sangat kita syukuri, dengan semuanya rupayanya mendukung, kita juga belajar banyak melalui proses ini."
2. Raup Rp 21,9 triliun
Perusahaan e-commerce ini melepas 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Adapun jumlah seluruh nilai IPO saham itu mencapai Rp 21,9 triliun.
Rachmat Kaimuddin mengatakan dana itu akan digunakan sesuai rencana di prospektus. "Penggunaan IPO ini akan digunakan untuk modal kerja perseroan atau entitas anak," ujar Rachmat.
Dia mengatakan ke depannya perseroan akan mengejar misi untuk menciptakan keadilan ekonomi untuk semua. Caranya, dengan terus memberdayakan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
"Kami ingin mereka bisa berjualan lebih banyak, bisnisnya lebih maju, volumenya lebih tinggi, proses lebih modern, dan kanalnya juga lebih banyak," kata Rachmat.