Solusi tersebut, kata Erick, telah dibahas dalam rapat bersama kementerian lain. Ia mengatakan penunjukan Kimia Farma sebagai pelaksana Vaksinasi Gotong Royong Individu lantaran perseroan memiliki jaringan apotek dan klinik, beserta tenaga kesehatannya.
"Apa salahnya kalau kita ingin mengurangi beban nakes yang ada di rumah sakit. Apa salahnya? Kita ingin bantu dan ini ada penugasan yang jelas," tutur Erick.
Sedianya, vaksinasi Gotong Royong Individu tersebut akan diuji coba di delapan klinik Kimia Farma mulai Senin, 12 Juli 2021. Namun, rencana tersebut ditunda.
Erick mengatakan vaksinasi Gotong Royong Individu dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yang kecil dan jumlah pegawainya sedikit. Rencananya, untuk vaksin Gotong Royong Individu, pemerintah akan menggandeng organisasi pengusaha selain Kadin Indonesia. Misalnya Hipmi, hingga Asosiasi Industri Meubel.
"Nah itu kita, kemarin sama Kadin, sekarang bisa saja kerja sama dengan Hipmi, asosiasi industri meubel. Kan tadi, jaringan KF yang punya BUMN ini banyak. Itu mau kami jelaskan. Bukan kita sekonyong-konyong melakukan ini. Tadi, kita punya, percepatan vaksin harus dilakukan," ujar dia.
Erick berujar layanan ini juga bisa diakses oleh para pegawai dari perusahaan asing yang sebelumnya belum mendapat akses ke Vaksin Gotong Royong. Sebagai contohnya, saat ia datang ke Krakatau Steel, ia mendapat kabar bahwa mitra usaha perusahaan pelat merah itu, yang berasal dari Korea dan Jepang, tidak mengetahui informasi untuk memvaksinasi pegawainya.
"Padahal mereka kerja di sini dan membangun industri baja, masak mereka enggak diberi kesempatan. Asalkan ada surat. Toh dia ada izin kerja, bukan orang enggak tahu dari mana. Ini kita lakukan," ujar Erick Thohir.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Menkes Ungkap Muasal Vaksin Covid-19 Berbayar: Dibahas di Kantor Airlangga