Kemudian dari hasil uji klinis fase pertama, Iris mengklaim vaksin ini menunjukkan data keamanan yang baik. Uji coba vaksin pun bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Di fase 2b/3, sejumlah negara turut melakukan uji coba vaksin GX-19, seperti Turki, Argentina, dan Afrika Selatan.
Presiden Direktur Kalbe Farma Irawati Setiady mengatakan perusahaannya telah meneken komitmen untuk mendatangkan 10 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi. Bila tak ada aral melintang, vaksin bisa mulai beredar pada akhir tahun.
“Selanjutnya akan dilakukan transfer teknologi untuk produksi lokal,” ujarnya.
Direktur Kalbe Sie Djohan menyatakan distribusi vaksin GX-19 akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. “Termasuk untuk program gotong royong atau vaksin gratis, itu nanti Kementerian Kesehatan (yang memutuskan),” katanya.
Perseran pun, kata Djohan, belum dapat memastikan harga yang dipatok untuk tiap-tiap dosis vaksin. Namun, menjamin harga yang beredar tak akan lebih tinggi dari harga jual vaksin yang telah masuk ke Indonesia, seperti Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm.
“Karena Genexine dan Kalbe sepakat project ini bukan untuk mencari keuntungan, tapi menghadirkan vaksin yang bisa bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
BACA: Pendiri Kalbe Farma Harap Pemerintah Naikkan Anggaran Riset
FRANCISCA CHRISTY ROSANA