TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Kalbe Farma Boenjamin Setiawan berharap pemerintah menaikkan anggaran research and development atau R&D menjadi 1 persen terhadap produk domestik bruto. Di mana saat ini anggaran R&D baru 0,3 persen terhadap PDB.
"Yang penting dana penelitian. Masa pemerintah dana penelitian terus saja 0,3 persen dari GDP-nya. Saya harapkan sekarang dengan pak Handoko sebagai Kepala BRIN, saya berusaha supaya dapat terus meningkatkan dana BRIN ke 1 persen. Ini penting sekali," kata Boenjamin dalam diskusi virtual, Ahad, 13 Juni 2021.
Dia berharap riset dilakukan berdasarkan dari proyek yang ada. Hal itu, kata dia, bertujuan agar riset menciptakan nilai tambah pada suatu produk atau proyek.
"Jadi universitas-universitas juga melakukan penelitiannya jangan riset just for research, tapi riset yang akhirnya ada memberikan nilai tambah. Ini yang menurut saya penting sekali. Kalau riset hanya untuk riset, saya kita kita ga akan maju-maju," ujarnya.
"Jadi pikirannya musti ada commercial value-nya dan nilai tambahnya. Ini yang saya harapkan ada kerja samanya."
Adapun dia menjabarkan negara-negara yang paling tinggi mempunyai anggaran R&D paling tinggi pada tahun ini.
Cina anggaran R&D sebesar 1,98 persen PDB, Amerika Serikat 2,88 persen, Jepang 3,50 persen, German 2,84 persen, India 0,86 persen, Korsel 4,35 persen, France 2,25 persen, Russia 1,50 persen, UK 1,73 persen, dan Brazil 1,16 persen.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,11 Persen, Saham BCA dan Kalbe Farma Diborong Asing