TEMPO.CO, Jakarta - Harga sapi hidup diperkirakan melanjutkan tren kenaikan menjelang Idul Adha yang jatuh pada Juli. Kenaikan bahkan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu akibat berkurangnya populasi sapi di daerah produsen utama.
Ketua Umum Komunitas Sapi Indonesia Budiyono memperkirakan harga daging sapi hidup naik di kisaran Rp 4.000–5.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga ini melanjutkan pergerakan yang telah terasa sejak Idul Fitri dan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ketika kenaikan menjelang Idul Adha hanya di kisaran Rp 2.000–3.000 per kg sapi hidup.
“Kondisinya saat Idul Fitri sudah mahal, maka saat Idul Adha bisa lebih mahal lagi bahkan ada yang naik sampai Rp 7.000 per kilogram. Apalagi populasi sapi di Jawa Timur yang merupakan lumbung sedang berkurang," kata Budiyono dalam webinar yang digelar Cattle Buffallo Club, Rabu, 9 Juni 2021.
Dia mengemukakan kenaikan harga ini tak lepas dari minimnya pasokan sapi bakalan eks-impor dari Australia. Seiring dengan turunnya impor sapi bakalan akibat harga yang tinggi di negara asal, pemotongan sapi lokal menjadi meningkat, termasuk untuk memenuhi kebutuhan jelang Idulfitri.
Dia mengatakan pemotongan sapi lokal ini diikuti pula oleh aksi pemotongan sapi betina yang seharusnya digunakan untuk pengembangbiakan sapi potong. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar, harga sapi betina memang cenderung lebih murah.
Situasi ini dikhawatirkan berlanjut sampai Idul Adha. Budiyono mengatakan pemotongan sapi produktif perlu diwaspadai karena bisa memicu depopulasi sapi di Tanah Air.