Adapun data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL BUKU II, III, dan IV masing-masing tercatat 3,30 persen, 3,08 persen, dan 3,18 persen. BUKU II mengalami perbaikan hingga 43 basis poin secara tahunan, sedangkan BUKU III dan IV justru mengalami pelemahan 18 basis poin dan 72 basis poin secara tahunan.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengatakan sejauh ini, upaya peningkatan kualitas kredit dari bank kecil lebih efektif.
Di samping itu, kata Amin, banyak bank kecil yang memilih upaya konservatif dalam peningkatan kredit dan agresif dalam restrukturisasi kredit, penagihan, serta hapus buku. Hal ini pun sejalan dengan banyaknya bank kecil yang mulai bertransformasi menjadi bank digital.
Pada tahun 2021 ini, Bank Jago menargetkan pertumbuhan aset bisa mencapai 190 persen dari posisi per akhir 2020. Target itu akan ditunjang oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan (syariah) hingga 259 persen dan dana pihak ketiga hingga 138 persen, serta laba bersih Rp 50 miliar.
Bank Jago juga menargetkan penambahan ekuitas secara signifikan melalui rights issue di kuartal I pada tahun 2021 hingga membentuk sekitar dua pertiga dari total aset per akhir 2021, sehingga ROE dapat mencapai lebih dari 1 persen.
BISNIS
Baca: Sucor Sekuritas: Skenario Optimistis Valuasi Bank Jago Capai Rp 20.800 per Saham