TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tadi pagi menggelar audiensi dengan manajemen PT Hero Supermarket Tbk. yang mengelola gerai retail Giant ternyata batal terlaksana. Audiensi dilakukan menyusul rencana penutupan seluruh gerai tersebut pada akhir Juli 2021.
Batalnya audiensi karena manajemen dan karyawan Giant ternyata masih melakukan dialog bipartit. Kemenaker menyebut audiensi dengan manajemen kemungkinan akan dilakukan setelah ada hasil dari dialog bipartit tersebut.
"Semoga hasilnya win-win solution," kata Direktur Pengupahan Kemenaker Dinar Titus Jogaswitani saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 28 Mei 2021.
Kalaupun nanti akhirnya ada yang kena PHK, Kemenaker bisa membantu. Menurut Dinar, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemenkaer punya pelatihan tertentu di Balai Latihan Kerja (BLK). "Semoga yang ter-PHK dapat pelatihan," kata dia.
Sebelumnya, Hero telah memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant per akhir Juli 2021. Presiden Direktur Hero Supermarket, Patrik Lindvall, menyebutkan, keputusan menutup seluruh gerai Giant merupakan tindak lanjut dari perubahan fokus strategi bisnis perusahaan.
“Gerai Giant lainnya akan dengan berat hati ditutup pada akhir Juli 2021 walaupun negosiasi terkait potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant kepada pihak ketiga masih berlangsung,” kata Patrik melalui keterangan resmi, Selasa, 25 Mei 2021.
Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia alias ASPEK Indonesia selaku federasi serikat pekerja tingkat nasional yang menaungi para pekerja Giant, menyatakan keprihatinannya. Mereka pun berharap agar manajemen memaksimalkan mekanisme bipartit secara transparan dengan melibatkan Serikat Pekerja.
"Kami berharap kiranya masih terbuka kesempatan untuk dapat tetap mempekerjakan pekerja Giant di unit bisnis PT Hero Supermarket yang lainnya," kata Presiden Aspek Indonesia Mirah Sumirat dalam siaran pers, Kamis, 27 Mei 2021.
Baca: Bos Hero Supermarket Cerita Panjang Lebar soal Prospek Retail di Tanah Air