Tapi perubahan tren di konsumen itu tetap bertahan. Dan kami melihat perubahan itu makin cepat bergerak pada masa pandemi. Sebenarnya keputusan ini bukan karena dampak pandemi saja, tapi juga karena perubahan perilaku belanja konsumen.
Itu yang membuat kami perlu mengambil keputusan ini sebagai perusahaan, untuk kebaikan semua pihak di masa depan Pada saat bersamaan, untuk segmen kelas atas di sektor groseri (lewat Hero Supermarket), trennya masih menjanjikan dan less fragile.
Kami melihat respons konsumen tetap positif. Begitu juga dengan di Guardian, tetap positif, dan IKEA. Tapi kalau melihat Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket dapat dilihat portofolio kami sebenarnya beragam dan tidak hanya untuk pasar kelas atas.
Bagaimana pandangan Anda tentang industri peretail di Indonesia?
Pandemi adalah sesuatu yang belum pernah kita dirasakan sebelumnya, tidak ada yang pernah mengalami kondisi seperti ini. Semua peretail terkena dampaknya. Ketika kita datang ke toko dapat dilihat banyak sekali penyesuaian, kita semua tahu industri peretail menjadi salah satu yang paling terpukul di masa pandemi ini.
Di sisi lain, seiring dengan dijalankannya program vaksinasi kami melihat ada tanda-tanda kecil akan datang pemulihan di industri. Orang mulai percaya diri untuk keluar rumah dan lebih nyaman bergerak di ruang publik.
Tentu saja kami melihat dan berharap ada potensi pertumbuhan industri lagi di masa depan. Tapi, saya ingin mengatakan kami menyadari dalam jangka pendek ini masih akan penuh tantangan, khususnya untuk PT Hero.
Seperti peretail yang lain, kami tidak punya peta. Kami tidak punya peta untuk menavigasi akhir dari pandemi ini. Tapi beruntungnya, kami memiliki nilai-nilai yang tetap kami junjung untuk selalu melayani pelanggan kami dengan cara-cara paling baik.