TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir memastikan kedatangan vaksin Novavax ke Indonesia bakal terlambat karena adanya embargo akibat lonjakan kasus Covid-19 di India. Vaksin Novavax yang sedianya akan tiba pada Juli, kemungkinan mundur satu hingga dua bulan.
“Kami memang masih berusaha diplomasi dengan India karena kasius India luar biasa sehingga vaksin yang dipdoduksi di India, Novavax, kemungkinan akan datangnya mundur pada Agustus atau September,” ujar Honesti dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021.
Indonesia sebelumnya telah mengadakan perjanjian kontrak pengadaan vaksin atau supply agreement dengan Novavax sebanyak 50 juta dosis. Kerja sama dilakukan oleh anak usaha Bio Farma, PT Indofarma, dengan perusahaan produksi Novavax.
Proses pemberian emergency use authorization atau EUA vaksin ini, tutur Honesti, masih dalam tahap pengajuan bergulir atau rolling submission oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM. Berdasarkan jenisnya, vaksin ini harus terjaga di suhu 2-8 derajat Celcius dan memiliki masa ketahanan sekitar enam bulan.
Meski vaksin Novavax diperkirakan terlambat masuk ke Indonesia, Honesti memastikan kondisi tersebut tidak akan mengganggu target vaksinasi hingga akhir tahun mendatang. Honesti menyebut Bio Farma akan mempercepat produksi dan pengadaan dari vaksin lainnya, seperti Sinovac dan AstraZeneca.
“Suplai vaksin kita untuk program pemerintah masih bisa garansi pada tingkat yang dilakukan dan bisa dipercepat,” ujar Honesti.
Baca: Airlangga: 21.616 Orang Telah Menerima Vaksin Gotong Royong