Zulkifli juga mengatakan Indonesia memiliki potensi biomassa sebesar 41 juta ton per tahun. "Dengan kebutuhan co-firing 9 juta ton, maka hanya sekitar 20 persen dari kebutuhannya," ujarnya.
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN M Ikhsan Asaad menambahkan kebutuhan 9 juta ton biomassa tersebut berasal dari hutan tanaman energi sebesar 8 juta ton dan 1 juta ton per hari dari sampah.
"Kami sudah bekerja sama dengan BUMN dan swasta untuk pengadaan biomassa. Oleh karena itu, kami tidak khawatir dengan ketersediaan pasokan biomassanya," ujarnya.
Sedangkan untuk konversi PLTD ke EBT setempat, menurut Zulkifli, PLN menargetkan program tersebut berlangsung di 2.130 lokasi yang mencakup 5.200 unit mesin diesel.
Program tersebut terbagi menjadi tiga tahap. Pertama, berlangsung di 200 lokasi PLTD berkapasitas 225 MW. Mulai pengadaan pada 2021 dengan target operasi atau commercial on date (COD) antara 2023-2024.
Tahap kedua, dengan target 500 MW, mulai pengadaan pada 2022 dan target operasi PLN 2024-2025. Terakhir, mencakup 1.300 MW dengan target COD periode 2025-2026.
BACA: PLN Hanya Akan Fokus ke Pengembangan EBT Setelah Proyek 35 Ribu MW Kelar