Di 2020, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar US$ 85,33 juta. Sementara itu, pada 2019, laba tahun berjalan perseroan tercatat US$ 87,63 juta. Dengan demikian laba per saham dasar pada 2020 adalah sebesar US$ 0,0042.
Penurunan laba perseroan itu terjadi meskipun ada kenaikan penjualan sebesar 8,52 persen pada periode yang sama. Perseroan mencatatkan penjualan sebesar US$ 1,28 miliar pada 2020, naik dari sebelumnya US$ 1,18 miliar di 2019.
Namun demikian, seiring dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan juga ikut naik. Pada 2020, perseroan mencatat beban pokok penjualan sebesar US$ 1,06 miliar, naik dari sebelumnya US$ 946,6 juta.
Pada tahun 2020, jumlah aset perusahaan tercatat US$ 1,85 miliar. Sementara itu, jumlah liabilitas US$ 1,18 miliar dan jumlah ekuitas US$ 672,4 juta.
Dengan demikian, margin laba operasi Sritex pada 2020 tercatat 13,71 persen dan margin laba bersih 6,65 persen. Adapun rasio laba terhadap ekuitas 12,69 persen dan laba terhadap aset 9,49 persen. Sementara itu, rasio liabilitas terhadap ekuitas 176,42 persen dan liabilitas terhadap aset 63,69 persen.
CAESAR AKBAR | BISNIS
Baca: Babak Baru Gugatan PKPU Terhadap Bos Sritex, Bank QNB Hadirkan KEB Hana