Sementara itu, Tokocrypto mencatat active trader mencapai lebih dari 90.000 per minggu, volume transaksi harian mencapai kurang lebih US$ 60 juta. Sementara jumlah total unduh aplikasi seluler sebesar 400.000 sejak pertama kali diluncurkan pada bulan Oktober 2020.
Berbagai inisiatif pemerintah untuk menciptakan iklim industri aset kripto yang kondusif sudah dilakukan. Kementerian Perdagangan melalui BAPPEBTI pun terus meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, serta kepastian berusaha di sektor komoditas digital atau aset kripto.
COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda menyatakan pihaknya mendukung penuh berbagai kebijakan pemerintah terkait dengan aset kripto yang tujuan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. "Khususnya di bidang blockchain dan investasi aset kripto, termasuk dalam mendukung BAPPEBTI dalam menghadapi Mutual Evaluation Review (MER) agar Indonesia mendapatkan keanggotaan penuh FATF," ucapnya.
Selain dengan Peruri, Tokocrypto juga menjalin kolaborasi strategis bersama dengan ICH, lembaga yang menerima pelaporan dan pendaftaran transaksi aset kripto di Indonesia. Kerja sama itu merupakan sebuah langkah konkret yang dilakukan untuk membangun ekosistem perdagangan aset kripto yang lebih terkontrol dan terawasi dengan baik sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan kepada investor untuk bertransaksi di Indonesia.
ANTARA
Baca: Harga Ethereum Meroket Capai Rekor Tertinggi Rp 40 Juta, Apa Sebabnya?