TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan penyekatan dilakukan 120 titik untuk mencegah kebocoran pemudik saat penerapan larangan mudik Lebaran ini. “Seratus dua puluh (120) titik akan kami sekat termasuk jalan tikus akan dijaga dan razia,” kata dia, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 29 April 2021.
Seluruh titik yang dijaga tersebut berada di pintu masuk wilayah, termasuk jalur tikus yang diperkirakan menjadi incaran pemudik nakal yang nekat mudik. Kekhawatirannya, pemudik yang nekat menerabas larangan mudik akan membahayakan lansia yang berada di kampung.
Ridwan Kamil mengingatkan tahun lalu ada lansia di Ciamis meninggal setelah mendapat kunjungan anaknya yang pulang mudik dari Jakarta. “Yang paling rawan adalah lansia, kami tidak mau terulang lagi seperti kasus mudik di Ciamis tahun lalu,” kata dia.
Ia mengatakan sosialisasi, edukasi, serta strategi komunikasi sedang dijalankan melalui beragam saluran media untuk meminta kesadaran masyarakat agar tidak mudik. “Sosialisasi larangan mudik akan makin gencar,” kata dia.
Antisipasi sudah disiapkan dengan pemberlakuan karantina selama 5 hari pada pemudik yang lolos penyekatan. Fasilitas rumah isolasi dimintanya agar benar-benar dipersiapkan.“Saya titip ke Camat dan disampaikan lagi ke Kepala Desa. Pastikan kalaupun ada pemudik yang bocor, tolong fasilitasi karantina lima hari. Apakah itu di SD, rumah warga atau rumah angker sekalipun,” kata Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil.
Ia mengatakan tren kasus Covid-19 di Jawa Barat saat ini sedang menurun. Dia mengklaim, dari 30.225 kasus aktif yang dilaporkan sekitar 40 persennya adalah kasus lama. “Sekarang 30.225 tapi 40 persennya kasus lama. Jadi sebenarnya kurang lebih 19.000 yang ada di catatan kami,” kata dia.
Angka kesembuhan Jawa Barat untuk kasus Covid-19 saat ini 87,7 persen, sementara angka kematian 1,3 persen. Kedua indikator tersebut diklaim lebih rendah dari rata-rata nasional.
Tingkat keterisian rumah sakit di Jawa Barat trennya juga terus turun. Tingkat keterisian rumah sakit sempat menyentuh angka 80 persen di awal tahun 2021 terus menurun, saat ini berada di angka 43,8 persen.