Meski begitu, sebagian besar atau 74,88 persen dari likuiditas itu ditempatkan di deposito jangka pendek dan hanya 1,32 persen atau Rp 7,22 miliar yang menjadi saldo kas. Penempatan kas itu dilakukan, menurut Dalimin, agar perseroan bisa mendapatkan manfaat bunga dengan tetap mendapatkan kemudahan pencairan uang tunai ketika perseroan membutuhkan dana operasional.
Dalimin menjelaskan, perseroan tidak dapat memprediksi kapan dampak situasi pandemi Covid-19 ini akan membaik. Oleh karena itu, perusahaan berupaya agar saldo kas dan setara kas tidak turun terus setiap bulan tanpa diimbangi dengan adanya kenaikan pendapatan.
Sepanjang tahun 2020, perseroan menutup 44 gerai, dan 11 di antaranya ditutup permanen dan sisanya ditutup sementara. Penurunan pendapatan pun tak terelakkan karena anjloknya frekuensi makan di tempat selama pandemi.
Dalimin juga menanggapi demonstrasi dari pekerja KFC Indonesia baru-baru ini. Perseroan terus berdialog dengan para pekerja. “Perseroan melaksanakan seluruh kewajiban dalam dialog dan bipartit pada tahun 2020. Terhitung mulai April 2A21, perseroan melakukan dan melaksanakan kebijakan yang lebih baik di banding dialog dan bipartit pada tahun 2020,” katanya.
BISNIS
Baca: KFC Jelaskan Nasib Gaji Pekerja yang Belum Dibayar Sampai Desember 2020