TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kementerian Perhubungan mengadakan uji operasional seaplane atau pesawat apung dengan rute Bali menuju Gili Iyang. Uji coba ini sebagai bagian dari rencana pembangunan bandar udara perairan sebagai tempat lepas landas (take off) dan pendaratan (landing) dari pesawat apung tersebut.
“Kami optimis bahwa seaplane ini menjadi terobosan yang positif untuk turut memajukan pariwisata Indonesia, meningkatkan perekonomian juga layanan penghubung atau konektivitas antar pulau,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Umar Aris dalam keterangannya, Kamis, 29 April 2021.
Seaplane atau pesawat apung merupakan pesawat udara yang dapat mendarat di bandar udara daratan (land aerodrome) serta bandar udara perairan (waterbase). Dalam uji coba yang dilakukan pada Senin, 26 April 2021, seaplane yang diujikan adalah jenis Cessna Caravan Amfibi 208A yang saat ini beroperasi di Indonesia.
Umar menyatakan kegiatan ini telah melalui serangkaian proses penelitan dan pengembangan yang memperhitungkan secara cermat berbagai aspek mulai dari aspek teknis dan keselamatan. Pemilihan pesawat apung pun juga dilakukan dengan mempertimbangkan kedalaman perairan, ketinggian gelombang, serta kekuatan arus di laut Indonesia.
"Pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi ini merupakan hasil kerja sama penelitian antara Balitbanghub Kemenhub dengan Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP) Universitas Gajah Mada yang telah berlangsung sejak tahun 2019," kata Umar.
Adapun alasan Kemenhub memilih Gili Iyang menjadi lokasi uji operasi ini, karena lokasi pulau yang memiliki kadar oksigen tinggi dan menjadi daya tarik utama bagi wisawatan. Umar mengatakan Gili Iyang terletak di sebelah timur Pulau Madura dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.