Sepanjang kuartal pertama tahun ini, nilai kredit yang diberikan Bank Jago naik 41,16 persen secara ytd menjadi sebesar Rp 1,17 triliun. Sementara simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka tumbuh 19,24 persen ytd menjadi Rp 957,8 miliar.
Bank Jago mencatat jumlah aset sebesar Rp 9,24 triliun per 31 Maret 2021, atau naik dari posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp2,18 triliun. Perseroan juga resmi naik kelas ke BUKU III dengan modal inti per 31 Maret 2021 sebesar Rp 7,98 triliun, naik dari posisi akhir 2020 sebesar Rp 1,07 triliun.
Bank Jago tercatat merugi sejak 2015. Bank tersebut menutup tahun 2020 dengan kerugian Rp 190 miliar, atau lebih rendah dari yang diperkirakan perseroan semula. Adapun kerugian itu disebabkan biaya operasional yang meningkat akibat investasi teknologi.
Untuk tahun 2021 ini, bank dengan kode saham ARTO tersebut menargetkan pertumbuhan aset sebesar 190 persen dari posisi per akhir 2020. Target itu akan ditunjang oleh lonjakan pertumbuhan kredit dan pembiayaan (syariah) hingga 259 persen dan dana pihak ketiga hingga 138 persen, serta laba bersih Bank Jago sebesar Rp 50 miliar.
BISNIS
Baca: Sucor Sekuritas: Skenario Optimistis Valuasi Bank Jago Capai Rp 20.800 per Saham