Belakangan ini dua lembaga pemeringkat yakni Fitch dan Moody's telah menurunkan rating utang SRIL. Fitch telah menurunkan peringkat bond Sritex yang beredar dan yang diusulkan menjadi 'B-' / 'RR4' dari 'BB-'. Fitch Ratings Indonesia pada saat yang sama juga menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang Sritex menjadi 'BB (idn)' dari 'A + (idn)'.
Berdasarkan situs fitchratings.com, penurunan peringkat didasarkan pada peningkatan risiko likuiditas dan risiko pembiayaan kembali atau refinancing yang timbul dari ketidakpastian sehubungan dengan perpanjangan pinjaman sindikasi Sritex senilai US$ 350 juta atau sekitar Rp 5 triliun (asumsi kurs Rp 14.526 per dolar AS) yang jatuh tempo pada Januari 2022. Peringkat ini telah ditempatkan di Rating Watch Negative (RWN).
RWN mencerminkan ketidakpastian pelaksanaan rencana pembiayaan kembali. "Peringkat Nasional 'BB' menunjukkan peningkatan risiko gagal bayar relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama," ungkap keterangan tersebut, dikutip pada akhir Maret 2021 lalu.
Sementara Moody's juga telah menurunkan peringkat ke B3 dari B1 dengan peringkat untuk obligasi senior US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun tanpa jaminan yang jatuh tempo pada tahun 2024, yang diterbitkan oleh Golden Legacy Pte. Ltd. dan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh Sritex dan anak perusahaannya.
Kedua, surat utang senior tanpa jaminan senilai US$ 225 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun yang jatuh tempo pada 2025, dikeluarkan oleh Sritex dan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh semua anak perusahaan yang beroperasi.
Adapun Analis Moody's dan Analis Utama Sritex Stephanie Cheong menyatakan semua peringkat tetap dalam peninjauan untuk penurunan lebih lanjut. "Penurunan peringkat mencerminkan likuiditas Sritex yang terus-menerus lemah dan meningkatnya risiko pembiayaan kembali karena penundaan yang berkelanjutan dan material lebih lanjut dengan latihan perpanjangan pinjamannya, "katanya, Senin, 22 Maret 2021.
Sementara itu, Direktur Sri Rejeki Isman Allan M. Severino menuturkan emiten bersandi SRIL ini mengklarifikasi beberapa hal terkait penurunan peringkat dari dua lembaga pemberi rating utang tersebut.