TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang dipimpin oleh Erick Thohir menyiapkan dua anak perusahaan pelat merah untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Dua anak usaha ini digadang-gadang akan meraup dana segar dengan nilai jumbo dari langkah IPO tersebut.
Penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) BUMN dan anak usahanya hingga 14 perusahaan ditargetkan dilakukan hingga 4 tahun ke depan. Sedangkan khusus tahun ini, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury menyebutkan, dua IPO jumbo yang ditargetkan dilaksanakan oleh dua anak usaha BUMN.
Kedua anak usaha tersebut yakni anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
"Sebelum IPO, PGE dan akan penggabungan dengan geothermal lainnya yang saat ini dimiliki PLN dan juga Geo Dipa. Jadi saat ini untuk geothermal fokus kami melakukan konsolidasi melihat kemungkinan menggabungkan aset-aset geothermal," kata Pahala, Rabu, 14 April 2021.
Penggabungan aset-aset geothermal milik tiga BUMN yakni PT Pertamina Geothermal Energy, PT PLN Gas dan Geothermal, dan PT Geo Dipa Energy (Persero) mencakup yang ada di pengelolaan wilayah kerja geothermal sendiri ataupun pembangkit yang terkait geothermal.
Adapun untuk rencana IPO PT Dayamitra Telekomunikasi, unit infrastruktur milik PT Telkom Indonesia direncanakan dapat mengumpulkan dana hingga US$ 1 miliar. Jumlah itu setara Rp 14,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.600 per dolar AS).