TEMPO.CO, Jakarta - Isu perombakan menteri jilid II atau reshuffle mencuat setelah DPR menyetujui pembentukan Kementerian Investasi. Bagaimana peluang Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia bertahan di Kabinet Indonesia Maju?
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menilai Bahlil mampu menyelesaikan masalah investasi mangkrak sepanjang 2019-2020. “Sejauh ini Pak Bahlil diakui dalam hal eksekusi investasi yang mangkrak patut diacungi jempol,” ujar Bhima saat dihubungi pada Rabu, 14 April 2021.
Sepanjang 2019, BKPM mencatat realisasi investasi baik dari modal asing maupun dalam negeri mencapai Rp 809,6 triliun. Angka realisasi tersebut melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 792 triliun pada tahun itu.
Kemudian pada akhir 2020, BKPM mencatat peningkatan realisasi investasi di tengah pandemi Covid-19. Investasi per Desember 2020 naik 1,1 persen dari target menjadi Rp 826,3 triliun.
Bhima mengatakan pemerintah membutuhkan sosok profesional berpengalaman, ahli dalam mengeksekusi investasi, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan instansi lain untuk mengisi kursi Kementerian Investasi. Di samping itu, kementerian tersebut harus diisi oleh pemimpin yang memiliki integritas.