Bambang menjelaskan keikutsertaan Bio Farma dalam pameran teknologi industri terbesar di dunia ini, sebagai upaya dari korporasi untuk memperkenalkan Bio Farma sebagai industri life science di Indonesia yang sudah mendunia dengan inovasi dalam bidang produk dan proses serta penerapan teknologi 4.0 dalam proses produksi dan pendistribusian vaksin, sesuai dengan tema dari Kementerian Perindustrian tahun ini Making Indonesia 4.0.
Bambang menambahkan, Bio Farma juga menampilkan inovasi dalam bidang proses bisnis berupa penerapan Bio Tracking dan Bio Detect pada pendistribusian vaksin.
Ini solusi digital yang dikembangkan oleh Bio Farma, yang merupakan bagian dari strategi transformasi perusahaan yang sudah dimulai sejak tiga tahun yang lalu untuk menjadi perusahaan healthcare global yang berbasis digital.
Vaksin merupakan salah satu produk biofarmasi, yang sensitif terhadap perubahan suhu.
Oleh karenanya, selain menerapkan 2D data matrix dalam kemasan primer, sekunder dan tersier untuk memastikan ketelusuran (identifikasi) dan keaslian produk (otentikasi) sejak proses produksi dengan menggunakan mesin yang terintegrasi (integrated packaging line).
Bio Farma pun menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) dengan memasang sensor suhu dan GPS (global position system) pada kendaraan angkutan vaksin berpendingin sehingga suhu ruang penyimpanan vaksin dalam kendaraan dan posisi pergerakan kendaraan selama perjalanan dapat dipantau setiap saat di command center yang ditempatkan di Holding BUMN Farmasi.