Dalam keterangannya, Dyota menjelaskan perubahan nama Bank Net Syariah menjadi Bank Aladin Syariah sebagai brand yang memenuhi kriteria ramah di telinga publik, mudah diingat dan memiliki asosiasi yang positif namun tidak eksklusif bagi kalangan tertentu saja.
"Jika dilihat suku katanya, Aladin memiliki arti yang mendalam. Ala berarti dengan atau di atas, sedangkan Din berarti way of life atau faith," kata Dyota.
Pergantian nama ini, kata Dyota, bukan hanya proses mengubah nama dan logo, melainkan juga sebuah transformasi diri menjadi bank yang lebih relevan, merangkul dan dekat kepada masyarakat masa kini melalui pendekatan digitalisasi. Bank Aladin Syariah masih akan melanjutkan pengenalan nama, logo berikut tagline baru dalam acara peluncuran pada beberapa bulan ke depan.
Langkah ini menjadi salah satu upaya untuk lebih mendekatkan citra baru perseroan kepada nasabah dan masyarakat. Selain Dyota, empat pejabat baru Bank Aladin Syariah yang disetujui dalam RUPSLB yaitu Presiden Komisaris (Independen) Nurdiaz Alvin Pattisahusiwa, yang sebelumnya menjabat sebagai President Director PT Mandiri Manajemen Investasi dari November 2017 hingga Maret 2021.
Selain itu, rapat umum pemegang saham Bank Aladin Syariah menunjuk Firdila Sari untuk menjabat Direktur Digital Banking, Willy Hambali sebagai Direktur Keuangan dan Strategi dan Budi Kusmiantoro menjabagi sebagai Direktur Teknologi Informasi.
BISNIS
Baca: Bos BCA Kembali Borong Saham BBCA, Kini Nilainya Mencapai Rp 7,734 Miliar