TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ingin meningkatkan daya saing industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional, salah satuya dengan berupaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku tekstil impor.
Langkah yang dilakukan antara lain dengan mendorong pengembangan bahan baku tekstil yang berbasis serat sintetis.
“Bahan baku tekstil berbasis serat sintetis punya banyak keunggulan, antara lain memiliki durabilitas tinggi serta dapat direkayasa dengan menanamkan sifat dan fungsi khusus yang menunjang performa produk tekstil. Sifat ini dapat dikatakan abadi karena ditanamkan langsung pada bahan baku serat sintetis tersebut,” ujar Plt Kepala Balai Besar Tekstil (BBT) Kemenperin Wibowo Dwi Hartoto lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat 19 Maret 2021.
Ia menuturkan sebagai upaya mendampingi para pelaku industri TPT dalam mengembangkan material tekstil berbasis serat sintetis, BBT Kemenperin menyediakan fasilitas berupa testbed ekonomis.
“Fasilitas testbed pengembangan tekstil fungsional dilengkapi melt spinning skala laboratorium dengan teknologi terbaru. Fasilitas tersebut memiliki kemampuan untuk mengolah berbagai jenis polimer menjadi benang filamen,” jelasnya.
Fasilitas test-bed tersebut memungkinkan industri melakukan pengembangan produk secara ekonomis, karena hanya membutuhkan sedikit bahan baku, mulai dari 0,5kg hingga 2 kg untuk bereksperimen yang akan menghasilkan formula berbagai varian benang filamen, baik untuk kebutuhan sandang atau functional apparel maupun technical textile.