Sepanjang tahun 2020, Tesla melaporkan laba bersih sebesar US$ 721 juta setara Rp 10,31 triliun. Adapun pendapatan perusahaan berkisar US$ 31,5 miliar atau setara Rp 450,45 triliun.
Pendapatan Tesla itu disumbang oleh peningkatan pengiriman dan pendapatan yang lebih tinggi dari kredit mobil. Pertumbuhan itu jauh lebih tinggi dari tahun 2019 yang mengalami rugi bersih US$ 862 juta atau setara Rp 12,32 triliun dan penjualan US$ 24,6 miliar atau setara Rp 351,78 triliun.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, Astra International membukukan pendapatan bersih yang anjlok 26,2 persen menjadi Rp 175,046 triliun atau setara US$ 12,21 miliar. Jumlah itu lebih rendah dari pendapatan pada 2019 sebesar Rp 237,166 triliun.
Dengan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2020 mengalami penurunan 25,53 persen menjadi Rp 18,57 triliun atau setara US$ 1,29 miliar. Bila dibandingkan dengan tahun 2019 ketika laba bersih ASII Rp 21,7 triliun, angka yang diraup pada tahun 2020 menurun.
Adapun perolehan pendapatan maupun laba bersih ASII di atas konsensus analis yang dihimpun Bloomberg. Berdasarkan konsensus Bloomberg, pendapatan ASII sepanjang 2020 diestimasi Rp 174,99 triliun.
Sedangkan laba bersih Astra International, menurut konsensus Bloomberg, diestimasi mencapai Rp 15,46 triliun. Berdasarkan perbandingan data kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut, ASII memiliki margin laba bersih yang lebih baik daripada Tesla Inc.
BISNIS
Baca: Lo Kheng Hong Sebutkan Ciri Investor Saham yang Kehilangan Uang sampai Habis