TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk. (Persero) atau BTN mengungkapkan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah tapak nonsubsidi dengan harga terjangkau meningkat sejak akhir 2020.
Menurut Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar, peningkatan pengajuan KPR paling banyak untuk rumah-rumah yang dikembangkan oleh pengembang besar seperti PT Ciputra Development Tbk. dan PT Agung Podomoro Land Tbk di kawasan yang terhubung dengan jaringan kereta rel listrik (KRL).
“Sebagai gambaran, Agung Podomoro Land membangun perumahan di Tenjo, Banten. Rumah dengan harga kisaran Rp 200 juta. Laku keras pada akhir 2020 dan berlanjut di awal 2021,” katanya seperti dikutip Bisnis, Sabtu, 13 Maret 2021.
Terkait dengan hadirnya rumah tapak berukuran sangat kecil layaknya apartemen dengan tipe studio, pada dasarnya BTN menyambut baik kehadiran rumah tersebut. Kerja sama dengan pengembang rumah tersebut terbuka luas asalkan seluruh persyaratan yang diminta sudah sesuai.
“Dalam melakukan kerja sama dukungan KPR, bank terlebih dahulu melakukan analisa dan kajian terhadap pengembang, lokasi perumahan, legalitas lahan dan perizinan pembangunan perumahan, serta kelayakan rumahnya. Di sisi lain bank juga menganalisa dari sisi pemohon KPR,” tuturnya.
Sepanjang 2020, BTN telah menyalurkan KPR bersubsidi sebesar Rp 120,76 triliun, tumbuh dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 111,13 triliun.