Hasan mengemukakan tak ada kendala yang signifikan dalam proses pembangunan ruas yang menelan investasi senilai Rp6,67 triliun itu. Bahkan pembangunan konstruksi juga masih berbarengan dengan proses pembebasan lahan.
“Di semua zona itu masih ada pembebasan tanah, namun tidak mengganggu, pembangunan tetap jalan,” katanya.
Berdasarkan catatan perseroan, terdapat lahan sepanjang 45,23 kilometer yang siap konstruksi. Sementara sisanya status validasi seluas 12,85 km, inventarisasi sepanjang 11,7 km dan konsinyasi sepanjang 4,11 km.
Menurut Hasan, lahan yang dibebaskan Hutama Karya berasal dari kepemilikan perusahaan sebanyak 23 persen, seperti milik PTPN VII unit Cinta Manis, sementara sisanya merupakan milik masyarakat.
“Kami juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah sehingga bisa mempercepat pembangunan jalan tol, karena ini JTTS merupakan proyek strategis nasional,” katanya.
Ruas Jalan Tol Indralaya – Prabumulih merupakan bagian dari JTTS yang akan menyambungkan Sumatera Selatan dengan Bengkulu.
BACA: Jalan Tol Serpong-Cinere Seksi 1 Siap Beroperasi Awal Triwulan II