TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengkritik penetrasi dari salah satu lini bisnis perusahaan pelat merah itu yaitu Pertashop. Pertashop adalah outlet penjualan semacam SPBU Mini yang melayani kebutuhan seperti BBM, LPG, dan barang produk ritel lainnya.
Ahok bercerita bahwa ia sudah pernah membicarakan soal kritikannya ini ke Dewan Direksi Pertamina. Saat itu, Ahok menyampaikan bahwa dirinya ingin sekali program satu desa satu Pertashop betul-betul direalisasikan.
"Selama ini begitu pelan," kata Ahok dalam acara Milad 9 Tahun Pesantren Motivasi Indonesia pada Ahad, 28 Februari 2021.
Dikutip dari laman resmi Pertamina, Pertashop ini adalah sebuah bisnis kemitraan perusahaan dengan masyarakat. Dalam bisnis ini, Pertamina menawarkan keuntungan berupa modal usaha yang kecil dan jaminan ketersediaan BBM.
Untuk bisa bermitra dengan Pertamina, masyarakat bisa memilih tiga tipe Pertashop. Ketiganya yaitu Gold dengan modal Rp 250 juta, Platinum Rp 400 juta, dan Diamond Rp 500 juta.
Tapi tahun lalu, kata Ahok, penetrasi dari Pertashop tersebut sudah lumayan besar karena mengjangkau 2.000 titik. Sementara tahun ini, Ahok ingin Pertamina bisa menambah lebih dari 12 ribu Pertashop di Tanah Air.
Angka tersebut jauh lebih besar dari target yang pernah disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada akhir Desember 2020. Saat itu, Nicke mengatakan perusahaan membidik 10 ribu unit pada tahun 2021.
Tempo mencoba mengkonfirmasi kritik Ahok soal Pertashop ini ke Vice President of Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. Tapi, panggilan telepon yang disampaikan belum direspons hingga kini.
Baca: Di Depan Kyai NU, Ahok: Saya Pikir Nabi Muhammad Bukan Cuma Dakwah, Dagang Juga