TEMPO.CO, Jakarta - Coinbase, platform jual beli mata uang kripto--termasuk di antaranya Bitcoin--terbesar di Amerika Serikat, selangkah lagi akan melantai di bursa saham Nasdaq. Rencana ini disiapkan di tengah kenaikan harga beberapa mata uang kripto seperti Bitcoin dalam beberapa hari terakhir.
"Ini akan membuka jalan untuk listing bagi perusahaan yang memiliki fokus bisnis di bidang perdagangan mata uang kripto," demikian dikutip dari Reuters pada Jumat, 26 Februari 2021.
Pendaftaran untuk melantai di Nasdaq telah diajukan Coinbase pada Kamis, 25 Februari 2021. Tapi sejauh ini, mereka belum membeberkan tanggal dan harga saham perdana mereka nantinya.
Coinbase berdiri di San Fransisco, Amerika, pada 2012. Perusahaan ini berdiri dengan dengan tujuan untuk menciptakan kemudahan bagi siapapun dalam bertransksi pada mata uang kripto seperti Bitcoin.
Perusahaan ini didanai oleh sejumlah investor. Salah satunya yaitu Vikram Pandit, banker ternama asal Amerika Serikat yang merupakan bekas CEO Citigorup Inc.
Saat ini, perusahaan pun mengklaim telah memiliki 43 juta pengguna di seluruh dunia. Selain itu, perusahaan juga mencatat total transaksi yang terjadi sudah mencapai lebih dari US$ 455 miliar.
Di sisi lain, keuntungan pendapatan perusahaan juga meningkat seiring dengan kenaikan nilai Bitcoin. Sepanjang 2020, nilai dari mata uang kripto terbesar di dunia tersebut sudah mencapai US$ 58.454 atau setara Rp 816 juta (naik 300 persen sepanjang tahun).
Di saat yang bersamaan, pendapatan Coinbase sepanjang 2020 mencapai US$ 1,3 miliar, naik dari tahun 2019 yang hanya US$ 533,7 juta. Sehingga, laba bersih perusahaan mencapai US$ 322,3 juta, dari yang sebelumnya merugi US$ 30,4 juta.
Baca: Pesan Bill Gates soal Investasi Bitcoin: Jika Tak Sekaya Elon Musk, Hati-hati