TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memastikan penelitian terkait vaksin Merah Putih telah menunjukkan hasil. Dalam waktu dekat, Lembaga Eijkman akan menyerahkan bibit vaksin ke PT Bio Farma (Persero).
“Penyerahan bibit vaksin (Merah-Putih) dari Eijkman ke Bio Farma rencananya Maret ini,” ujar Bambang saat dihubungi Tempo pada Selasa, 9 Februari 2021.
Saat ini terdapat enam instansi yang mengembangkan vaksin Merah-Putih. Selain Eijkman, lima instansi lainnya adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Gajah Mada (UGM).
Bambang mengatakan UNAIR juga telah menyiapkan bibit vaksin yang dikembangkan institusinya. Namun, penyerahannya menunggu kesiapan mitra industri. “Menunggu mitra industri yang masih menunggu izin BPOM,” kata dia.
Menurut Bambang, target produksi vaksin akan tergantung pada proses di industri, seperti scaling up, uji klinis, hingga registrasi. Bambang menerangkan anggaran riset vaksin Merah-Putih akan dipenuhi pada 2021 melalui APBN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir sebelumnya mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, dan berbagai lembaga tengah menggenjot riset penemuan vaksin Merah Putih. Apabila bibit vaksin sudah diterima di Bio Farma, ia berharap pada kuartal IV 2022, Indonesia dapat mempunyai vaksin Merah Putih.