Adapun pada kuartal III lalu, pertumbuhan Indonesia menurun hingga minus 3,49 persen. Kondisi di kuartal III lebih baik dari kontraksi terdalam kuartal II yang mencapai minus 5,32 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2020 berkisar minus 1,7 persen hingga minus 2,2 persen. Perkiraan ini jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar minus 1,7 persen hingga di level positif 0,6 persen.
Sri Mulyani mengatakan sepanjang tahun, negara mengalami tantangan berat karena pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung mempengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut dia, menurunnya aktivitas masyarakat membuat kegiatan ekspor dan impor turun
Sementara itu sejumlah lembaga internasional, seperti Asian Development Bank atau ADB, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar minus 2,2 persen. Bank Dunia juga memproyeksikan angka yang sama, yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia bercokol minus 2,2 persen. Organisasi dan Pembangunan Ekonomi atau OECD pun mematok taksiran lebih rendah, yaitu -2,4 persen.
Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan Indonesia memerlukan waktu 3-5 tahun untuk membalikkan kondisi pertumbuhan ekonomi seperti pada masa sebelum pandemi. Kondisi ini berkaca pada krisis moneter 1998, yang kala itu negara memerlukan waktu sampai 5 tahun masa pemulihan. Selama beberapa tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi nihil.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Data PDB Dirilis Pagi Ini, Pertumbuhan Ekonomi Q4 2020 Diperkirakan -3,1 Persen