TEMPO.CO, Jakarta – Pengelola wisata prioritas kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengharapkan lonjakan jumlah kunjungan wisata dari pengoperasian kereta rel listrik (KRL) Yogyakarta – Solo. Calon pengganti Prambanan Ekspress itu masih menjalani tahap uji coba penumpang, namun ditargetkan beroperasi secara komersial mulai tahun ini.
Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Indah Juanita, mengatakan modernisasi angkutan bisa merangsang lebih banyak pengunjung ke wilayahnya yang merupakan satu dari lima kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) prioritas negara saat ini.
Pelancong, menurut dia, cenderung memilih transportasi massal yang waktu tempuhnya terukur, terutama kereta api, untuk wisata jalur darat. “Karena waktu datang dan waktu berangkatnya rapi,” ucapnya kepada Tempo, Rabu 20 Januari 2021.
Proyek KRL pertama di luar Jabodetabek itu melintasi sebelas stasiun dalam satu rangkaian perjalanan, sementara Prameks sebelumnya hanya singgah di tujuh stasiun. “Kami memang mengharapkan rute yang bisa menjelajah seluruh wilayah, sehingga banyak destinasi wisata yang tersentuh,” kata Indah.
Menurut dia, standar kebersihan fasilitas penunjang, seperti toilet di kereta dan stasiun, turut menentukan minat pengguna KRL nantinya. Meski belum bisa merincikan volume kunjungan di KSPN Borobudur, dia mengatakan otorita wisata masih berfokus pada pasar domestik pada tahun ini. Adapun akses pelancong asing ke Indonesia masih ditutup pemerintah sejak kuartal II tahun lalu.
Baca Juga:
Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata BO Borobudur, Bisma Jatmika, membenarkan manajemennya sedang memantapkan rencana pemulihan bisnis tahun ini. Sebagian besar kegiatan diupayakan sesuai dengan standar kesehatan dan kebersihan (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability/CHSE).