Adapun pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy meminta para pesohor yang memberikan rekomendasi sahamnya kepada publik untuk bersikap terbuka dan turut menginformasikan posisinya di saham emiten tersebut. Ia khawatir ada konflik kepentingan dan rentan merugikan para investor khususnya yang masih awam.
Budi lalu memberikan ilustrasi sederhana. Jika seorang influencer memiliki sekian lot saham A, kemudian dia memberikan rekomendasi kepada para pengikutnya. Alhasil, saham tersebut menjadi incaran banyak orang dan secara otomatis harganya naik, sehingga si pemberi rekomendasi dapat melepas bagian miliknya di harga yang tinggi.
Selain itu, menurut Budi, investor juga harus kritis terhadap para pompom tersebut agar tidak sekadar dimanfaatkan oleh para influencer ini untuk kepentingan mereka sendiri.
“Coba tanya posisi dia bagaimana? Punya apa tidak? Punya berapa banyak dan di harga rata-rata berapa?" ujarnya ketika dihubungi belum lama ini.
Jangan sampai, kata Budi, para influencer ini banyak membeli saham terlebih dulu, lalu memprovokasi orang untuk beli. "Supaya dia bisa keluar dan punya keuntungan. Lalu dia kembali posting, saya untung sekian."
Nama Yusuf Mansur tak jarang terdengar belakangan ini di dunia pasar modal. Pria yang terkenal dengan mansurmology-nya itu kerap memberi tahu saham pilihannya dan mengajak para pengikutnya untuk turut berinvestasi.
Selain Yusuf Mansur, beberapa tokoh publik lain juga kerap berlaku serupa, sebut saja putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, serta pesohor Raffi Ahmad dan penyanyi Ari Lasso.
BISNIS
Baca: Bukan BUMN, Yusuf Mansur Kini Ajak Pengikutnya Investasi Saham di MNC Kapital