TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono angkat bicara soal kenaikan tarif tol JORR.
"Ini kami menyayangkan kenapa tol dalam posisi seperti ini tetap kekeuh menaikkan tarif. Meskipun dikatakan kenaikan tarifnya persentasenya kecil menurut mereka, tapi buat kami yang okupansinya kecil menambah beban tambah tinggi buat transporter," ujar Ateng, Senin, 18 Januari 2021.
Menurut dia, kenaikan sejumlah tarif tol sangat memberatkan operator angkutan umum, yang belakangan ini juga telah mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Sebab, selama pandemi, okupansi angkutan umum anjlok dan selalu di bawah 30 persen.
Ia lalu mencontohkan, untuk bus rute Jakarta-Bandung, penumpangnya bisa jadi hanya 9-10 orang sekali jalan. Dalam masa libur panjang Natal dan Tahun Baru, okupansi bus paling banyak hanya 30-40 persen.
"Makanya negara harus turun tangan, jangan sampai ini diselesaikan B2B saja antara kami dan operator jalan tol. Penyelenggaraan perlu ditata negara, Kami kan membantu menyelenggarakan angkutan yang semestinya diselenggarakan negara. Jadi harus mengetahui kondisinya seperti ini," ujar Ateng.