Oleh karena itu, katanya, Garuda Indonesia telah memiliki layanan khusus bagi penumpang disabilitas baik pada saat pre-flight, inflight dan post-flight, di antaranya dedicated counter check-in, penyediaan fasilitas wheelchair, priority front seat, priority line security check point, hingga staf khusus untuk penumpang yang memiliki kebutuhan khusus.
“Para awak kabin Garuda Indonesia juga telah dibekali pelatihan terkait pemberian layanan bagi penyandang disabilitas, yang meliputi aspek dasar komunikasi, pendampingan serta prosedur evakuasi pada saat situasi darurat. Ke depannya kami akan juga membekali awak pesawat kami dengan kemampuan bahasa isyarat untuk memperlancar perjalanan khususnya,” papar Irfan.
Selain itu, Garuda Indonesia juga menyediakan kartu instruksi yang disampaikan dengan tulisan timbul (braille) dan video keselamatan yang dilengkapi dengan bahasa isyarat serta menyediakan infrastruktur penunjang seperti fasilitas sprinter service yang dipersiapkan dengan berkoordinasi dengan pengelola bandara dan layanan handling penumpang oleh petugas darat untuk memudahkan proses perpindahan penumpang baik dari dan menuju pesawat.
“Kami memahami bahwa setiap penumpang memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda-beda. Melalui kunjungan dari Komunitas Teman Tuli dan Teman Dengar ini kami harapkan kiranya dapat memberikan insight maupun masukan bagi Garuda Indonesia ke depannya untuk terus meningkatkan inovasi layanan kami khususnya dari sisi layanan asistensi kebutuhan khusus serta fasilitas yang dapat menunjang kelancaran dan kenyamanan perjalanan bagi para penyandang disabilitas - utamanya di masa pandemi ini,” ujarnya.