TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku agak panik lantaran ada hambatan dalam distribusi vaksin Covid-19.
"Kami kemarin terbuka aja. Pertama 1,2 juta vaksin, ternyata delapan provinsi enggak bisa menampung. Terus terang kami agak panik. Karena kapasitas mereka sudah penuh dan di kita enggak terdaftar itu penuh," ujar Budi dalam rapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 13 Januari 2020.
Baca Juga: Rapat dengan DPR, Menkes Akui Mengantuk setelah Disuntik Vaksin Covid-19
Budi mengatakan distribusi dari tingkat provinsi ke fasilitas kesehatan tidak bisa dipantau secara langsung layaknya distribusi dari PT Bio Farma (Persero) ke provinsi. Padahal, tutur dia, suhu vaksin harus terus dijaga.
"Di Bio Farma kita bisa lihat at anytime, detik by detik, secara online kemana bergerak suhu keliatan. Tapi begitu serah terima ke provinsi, data itu hilang," ujar Budi.
Ia mengatakan pemantauan tersebut tidak bisa dilakukan lantaran infrastrukturnya belum siap secara merata di 34 provinsi."Jadi dari provinsi ke kabupaten-kota, dari kabupaten-kota ke puskesmas, kita harus bergantung ke sistem manual."
Padahal, sistem manual di setiap wilayah pun, menurut dia, bervariasi tergantung perhatian pemeritah setempat. Artinya, ada sistem yang terjaga baik, ada pula yang tidak diperhatikan.
"Yang saya khawatir, kalau logistik ini enggak baik, kita enggak tahu sampai sana (vaksin) masih bagus atau rusak," ujar dia. Untuk itu, ia mengatakan akan mencari cara untuk menyelesaikan mekanisme distribusi tersebut pada pekan ini.
Vaksinasi perdana Covid-19 di Indonesia sudah dimulai pada hari ini. Vaksinasi itu disuntikan pertama kali kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Selain Jokowi, sejumlah pejabat publik dan tokoh pun menerima vaksinasi perdana tersebut.
Selain pejabat publik, vaksinasi tahap awal akan diberikan kepada tenaga kesehatan dan pendukung, serta masyarakat yang bekerja di sektor pelayanan publik.
CATATAN: Judul berita mengalami perubahan sedikit karena di akhir rapat Menteri Budi menyatakan 34 provinsi sudah menampung vaksin. Kami mohon maaf. Direvisi pada pukul 17.47.