Per Desember 2020, permintaan kedelai China naik dua kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan Amerika Serikat, seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Suhanto, importir harus mengantisipasi pasokan kedelai sebab kondisi harga dunia melonjak dan pengapalan yang terbatas. Ia berharap importir yang masih memiliki stok kedelai dapat terus memasok secara berkesinambungan kepada anggota Gakoptindo dengan tidak menaikkan harga.
Berdasarkan data BPS, harga rata-rata nasional kedelai pada Desember 2020 berada di level Rp 11.298 per kilogram. Harga ini turun 0,37 persen dibandingkan dengan November 2020 dan turun 8,54 persen dibandingkan Desember 2019.
Sebanyak 5.000 pelaku usaha kecil dan menengah atau UKM di DKI Jakarta menghentikan proses produksi tahu dan tempe selama tiga hari, terhitung mulai tanggal 1 hingga 3 Januari 2021. Mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap lonjakan harga kedelai dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.
"Tanggal 1 Januari 2021 sampai 3 Januari 2021 para pengrajin tempe tahu, berhenti produksi," kata Sekretaris Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Handoko Mulyo, di Jakarta, Jumat, 1 Januari 2021.
Rencana mogok kerja itu telah disampaikan kepada sekitar 5.000 produsen maupun pedagang tahu dan tempe di DKI Jakarta melalui surat nomor 01/Puskopti/DKI/XII/2020 yang dikeluarkan Puskopti DKI Jakarta pada 28 Desember 2020.
BISNIS | ANTARA
Baca: Harga Kedelai Melonjak jadi Rp 9.200 per Kg, 5.000 UKM Mogok Produksi Tahu Tempe