TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan sebentar lagi peneliti dari Universitas Gadjah Mada akan memproduksi alat diagnosis Covid-19 dengan harga terjangkau secara massal. Menurut Bambang, alat yang dinamakan GeNose itu, bisa mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas.
"Ini inovasi yang luar biasa. Pertama alat itu mendeteksi virus itu adanya di saluran pernapasan. Itu artinya napas kita mengandung suatu senyawa yang bisa diindikasikan terpapar oleh Covid 19," kata Bambang dalam Ngobrol @Tempo secara virtual, Jumat, 11 Desember 2020.
Waktu pemeriksaan, kata dia, juga membutuhkan waktu cepat. Di mana, saat ia mencoba sendiri, pemeriksaan hanya membutuhkan waktu di bawah 3 menit. Sedangkan tingkat akurasi alat itu mencapai di atas 90 persen.
"90 persen yang mencoba GeNose hasilnya konsisten dengan hasil yang dilakukan swab atau PCR. Jadi kita punya harapan ini bisa menjadi alternatif atau menyeimbangkan pemulihan dan penanganan kesehatannya," kata dia.
Dia menuturkan pada dasar saat ini semua sudah siap untuk diproduksi massal dan siap untuk dipakai. Para pengembang di UGM menyatakan masih ada satu final report yang perlu dimasukkan ke Kementerian Kesehatan agar alat tersebut mendapatkan izin edar.
Selain itu, para peneliti sudah menemukan plastik yang bisa menyimpan embusan napas, kemudian langsung dianalisa dengan mesin. Harga satu unit alatnya sekitar Rp 60 juta, tapi bisa dipakai untuk 100 ribu pemeriksaan.
"Perkiraan biaya per pemeriksaan dengan menghitung operator, plastik, maka per tes diperkirakan Rp 15 ribu. Menurut saya, ini salah satu alat mendeteksi yang termurah tapi akurat," kata Bambang.
HENDARTYO HANGGI