"Produk ini mampu membantu mengurangi impor LPG sebanyak lebih dari 1 juta ton per tahun," ujarnya.
Pengurangan impor LPG tersebut dapat menghemat cadangan devisa negara sebesar Rp 8,7 triliun per tahun atau Rp 261 triliun selama 30 tahun. Selain membawa sejumlah manfaat, kata dia, yang sudah disebutkan di atas, hilirisasi batu bara tentunya juga memiliki multiplier effect atau efek berkesinambungan bagi Indonesia.
Di antaranya adalah:
- Multiplier effect berupa manfaat langsung yang diperoleh pemerintah senilai Rp 800 miliar per tahun atau Rp 24 triliun selama 30 tahun
- Penghematan neraca perdagangan sebesar kurang lebih Rp 5,5 triliun per tahun atau senilai Rp 165 triliun selama 30 tahun
- Pemberdayaan industri nasional dengan melibatkan tenaga lokal dan penyerapan jumlah tenaga kerja sebanyak 10.570 orang saat tahap konstruksi dan 7.976 orang selama masa operasi.
"Proyek gasifikasi batu bara jangan hanya dipandang dari sisi komersial, tapi juga harus dilihat sebagai sebuah proyek pioneer untuk menunjang ketahanan dan kemandirian energi Indonesia di masa mendatang," ujar dia.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Gasifikasi Batu Bara, Bos Bukit Asam: DME Lebih Murah dari LPG