TEMPO.CO, Jakarta - United States International Development Finance Corporation (DFC) telah menaruh minat untuk terlibat dalam Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia. Kamis, 19 November 2020, CEO dari lembaga keuangan milik Pemerintah Amerikat Serikat, Adam Boehler, meneken Letter of Interest (LOI) untuk berinvestasi sebesar USD 2 miliar di LPI.
Meski DFC baru menaruh minat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan LOI akan membuat pertemuan berikutnya relatif berjalan dengan baik. "Seperti dengan BlackRock, Blackstone, Carlyle," kata Luhut dalam acara CEO Networking di Jakarta, Selasa, 24 November 2020.
Baca Juga:
BlackRock Inc. tak lain merupakan perusahaan manajer investasi global yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Nama BlackRock sudah pernah disinggung Luhut pada Februari 2020 saat membahas dana asing yang akan masuk lewat LPI untuk ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Sementara Blackstone Group merupakan perusahaan investasi global yang juga berbasis di New York. Terakhir, Carlyle Group yang juga perusahaan investasi global yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat.
Meskipun DFC baru sekedar menaruh minat lewat LOI, Luhut Pandjaitan telah melaporkan perkembangan kerja sama ini kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Tadi saya lapor juga ke presiden bahwa ini segera kami tindaklanjuti," kata Luhut.
Menurut dia, kerja sama yang sudah dicapai sejauh ini merupakan langkah yang sudah bagus. Meski demikian, kementerian belum memberi penjelasan rinci apakah semua dana USD 2 miliar ini akan digelontorkan DFC untuk Indonesia, atau sebagian saja. Termasuk, jadwal untuk meningkatkan kerja sama ini menjadi perjanjian yang lebih mengikat.
Baca juga: 4 Fakta Lembaga Pengelola Investasi yang Diharapkan Sri Mulyani Sedot Rp 255 T
FAJAR PEBRIANTO