"Meskipun di tengah situasi pandemi, terlihat dari kenaikan transaksi sebesar hingga sekitar 50 persen pada Juni tahun ini dibandingkan bulan yang sama tahun lalu," tutur Erick. Selain itu, Erick mengatakan jumlah transaksi oleh Mitra Bukalapak pada Juni tahun ini juga naik hingga sekitar tiga kali lipat dari bulan yang sama tahun lalu.
Berdasarkan riset dari Google dan Temasek 2020 menyebutkan e-Commerce tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama ekonomi digital Indonesia. Riset itu mencatat kenaikan Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai total transaksi e-commerce sebesar 54 persen secara tahunan menjadi US $ 32 miliar dari yang sebelumnya US$ 21 miliar. Adapun GMV e-commerce juga diorediksi akan naik menjadi US$ 83 miliar pada 2025.
"Secara keseluruhan, GMV ekonomi digital diharapkan mencapai nilai total US $ 44 miliar pada 2020 atau tumbuh 11 persen secara tahunan. Pada 2025, GMV ekonomi digital secara keseluruhan bisa mencapai nilai US$ 124 miliar," tulis laporan tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia potensi ini tersebut tidak akan bisa konkret apabila tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur. Menurut Sri Mulyani, potensi ekonomi digital ini bisa diperoleh Indonesia dengan menyelesaikan empat isu, yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, institusi, dan regulasi.
Untuk itu, ujar Sri, anggaran infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan digenjot pada tahun depan. Pada 2021, Sri Mulyani sudah menyediakan anggran Rp 413 triliun untuk infrastrutkur dan Rp 30 triliun untuk TIK. Uang itu akan digunakan untuk membangun Base Transceiver Station (BTS) di lebih dari 5000 desa. Selama ini, kata Sri Mulyani, masih ada 12 ribu desa yang belum terkoneksi dengan TIK.