Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III. Pada periode tersebut Indonesia telah resmi memasuki kondisi resesi lantaran pertumbuhan ekonomi tercatat minus 3,49 persen year on year.
"Namun, informasi resesi ini sudah diketahui sebelumnya, sehingga pelaku pasar tidak terlalu kaget mendengarnya bahkan siap untuk menghadapinya ," tutur Ibrahim.
Pertumbuhan PDB itu tidak sesuai dengan ekspektasi Pemerintah yaitu di kisaran -1 hingga -2,9 persen. Namun, angka tersebut lebih baik dibandingkan kuartal kedua yang sebesar -5,32 persen. Hal ini, menurut Ibrahim, menunjukkan proses pemulihan ekonomi nasional dan pembalikan arah atau turning point dari aktivitas ekonomi nasional menunjukkan arah zona positif.
Dalam perdagangan kemarin, mata uang rupiah ditutup menguat 185 poin, walaupun pada sesi pagi sempat menguat 160 point kemudian sesi siang menipis ke 130 point dan ditutup di level 14.380 dari penutupan sebelumnya di level 14.565.
Baca: Rupiah Diperkirakan Sentuh Rp 14.350 Sepanjang November, Analis: Biden Effect